MantinganPondok Modern Darussalam GontorPutri 1 mengadakan kajian bagi para mahasiswi guru, untuk menambah pengetahuan dan wawasan para guru Dewan Mahasiswi (DEMA) mengundang pembicara yang sangat berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang lebih dalam materi kita kali ini yaitu, Al-Ustadzah Fitri Setyorini, M.p.di pada acara kajian mingguan pada hari ahad, 16 Januari 2022. Kajian dimulai pukul 21.22 WIB, dan sambutan disampaikan oleh Al-Ustadzah Maulina Dewi L.c., beliau mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Ustadzah Fitri yang telah berkenan hadir dalam kajian kita pada malam hari ini. Mahasiswi guru semester.2 hingga semester 8, mengikuti acara dengan hikmat dan sangat antusias dalam acara.

            Pada acara ini Ustadzah Fitri menjelaskan dengan sangat santai dan jelas tentang, bagaimana kita sebagai perempuan bermuamalah terhadap sesame perempuan apalagi terhadap lawan jenis? Terlebih dahulu, kita harus mengetahui apa itu “Akhlak”? Beliau menjelaskan bahwa, Akhlak adalah segala tingkah laku kita. Jika kita berperilaku baik maka kita akan memiliki akhlak  yang baik. Namun sebaliknya, apabila tingkah laku atau perbuatan kita buruk maka akhlak kita juga akan buruk. Ada satu kata yang dapat mengubah akhlak seseorang, yaitu Syari’at. Jika kita telah memegang teguh syariat maka kita akan selalu berada di dalam ridho Allah SWT.

Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan di dunia adalah Wanita Shalihah

            Imam Al-Ghazali pernah berkata “Ummahatul akhlak itu ada 4“. Pertama, Hikmah yaitu bagaimana seseorang itu hidup dengan bijak yakni dapat menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Kedua, Keberanian yakni berani memegang teguh syari’at islam walaupun yang lain menghina dan menghujat. Ketiga, Kehati-hatian yaitu menjauhi atau meninggalkan segala sesuatu yang membahayakan dan mendekati hal-hal yang dilarang oleh syari’at Islam. Keempat, Adil yaitu dapat bersikap atau berlaku adil dalam memutuskan sesuatu masalah. Kita sebagai seorang perempuan harus dapat menjaga aurat kita di depan kaum adam, jangan sampai kita tidak dapat menjaga aurat kita di depan mereka. Maka untuk itu kita harus tahu batasanbatasan menurut syariat Islam.

            Beliau juga menjelaskan tentang sejarah atau awal datangnya Islam itu dengan sesuatu yang aceh atau gharib seperti yang dijelaskan di dalam hadis yang berbunyi:

بدأ الإسلام غريباً وسيعود غريباً كما بدأ فطوبى للغرباء

Ajaran Agama Islam itu datang dengan cara yang asing atau aneh dan akan kembali dengan cara yang sama juga. Maksudnya adalah Islam memerintahkan umatnya untuk menjalankan syari’atnya. Namun semakin lama umatnya malah mengubah atau melanggar perintah dan syariat Islam. Jika dahulu kita tidak menemukan orang Islam yang berpacaran dan berdua-duaan dengan yang  belum muhrim, namun sekarang semua itu seakan-akan biasa-biasa saja bahkan di tempat umum. Inilah yang di anggap aneh, padahal dari dulu sampai sekarang ini Syari’at tetap sama. Dan pada kata terakhir dari hadis itu, maka beruntunglah bagi orang-orang yang asing yakni orang-orang yang memberikan pembenaran kepada mereka yang telah merusak Syari’at. Mari sama-sama menjaga syari’at dengan menjaga muamalah kita sebagai seorang muslimah.

(Nurus Shefrilianti Hidayatullah)